Strategi Utusan Kerajaan dalam Menjalin Hubungan Diplomatik pada Zaman Kesultanan Melayu

Government Resolution Strategy in Establishing Diplomatic Relations During Malay Sultanate

Abstract

Hubungan diplomatik merupakan hubungan dua hala antara sebuah negara atau lebih dengan negara lain. Kelangsungan hubungan ini banyak bergantung kepada kemahiran berfikir ketua negara atau para diplomat (duta negara) merangka strategi terbaik bagi melindungi kerajaan negara dan rakyatnya. Justeru, dalam hal ini, seorang utusan sesebuah kerajaan perlu memainkan peranan penting dalam mewujudkan dan membentuk suatu jalinan harmoni antara kerajaan serantau. Oleh itu, dalam kajian ini menggunakan pendekatan interaksi yang diperkenalkan oleh Paul Watzlawick untuk menghuraikan strategi diplomatik dan kaedah pelaksanaan strategi tersebut oleh utusan yang diutus, semasa berhadapan dengan pemerintah kerajaan lain untuk membantu kerajaan yang diwakilinya berjaya melangsungkan hubungan diplomatik dengan kerajaan lain. Kajian ini akan menggunakan naskhah Hikayat Hang Tuah sebagai bahan perbincangan utama.

Diplomatic relations is the bilateral relations of a government with one or more governments. The perpetuation of this relationship is heavily dependent on the thinking skills of the leader of the country or diplomat (country’s ambassador) in forming the best strategies to protect the government and its nations. Hence, in this matter, a country delegation must play an important role in emerging and forming a harmony relation between regional governments among regional governments. Therefore, this study used interaction approach introduced by Paul Watzlawick to explain diplomatic strategy and the strategy implementation method by the delegation especially when facing other government to help the governments represented to successful perform diplomatic relationship with other government. Apart from that, this study also used the legend of Hang Tuah’s manuscript as main discussion material.